SEJARAH HARI RAYA IDUL FITRI

Idul Fitri merupakan salah satu hari raya yang diperingati umat Muslim di seluruh dunia pada tanggal 1 Syawal di kalender Hijriah. Hari raya ini juga diberi sebutan sebagai hari kemenangan, karena pada hari ini umat Muslim sudah berhasil melawan hawa nafsu selama sebulan penuh. Sejarah hari raya Idul Fitri sendiri bisa ditelusuri kembali pada jaman Rasulullah SAW.

Asal-Usul Hari Raya Idul Fitri

Menurut Ensiklopedia Islam, Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran untuk pertama kalinya dirayakan umat Islam selepas Perang Badar pada 17 Ramadhan Tahun ke-2 Hijiriyah. Dalam pertempuran itu, umat Islam meraih kemenangan. Sebanyak 319 kaum Muslimin harus berhadapan dengan 1.000 tentara dari kaum kafir Quraisy. Pada tahun itu, Rasulullah SAW dan para sahabat merayakan dua kemenangan, yakni keberhasilan mengalahkan pasukan kaum kafir Quraisy dalam Perang Badar dan menaklukkan hawa nafsu setelah sebulan berpuasa.

Dari sinilah lahirnya ungkapan “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang lengkapnya ungkapan doa kaum Muslim saat itu:Allahummaj ‘alna minal ‘aidin walfaizin — Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang kembali (dari Perang Badar) dan mendapatkan kemenangan.

Untuk penanggalannya sendiri, umat Muslim percaya bahwa Allah SWT menurunkan ayat pertama Al-Qur’an pada bulan Ramadhan. Pada tahun 610, Muhammad yang pada masa itu belum diangkat menjadi nabi sedang bepergian di padang pasir dekat Mekkah (yang sekarang Saudi Arabia) sambil berpikir tentang kepercayaan yang dia anut. Suatu malam, ia didatangi oleh sebuah suara, yang merupakan malaikat Jibril. Malaikat Jibril memberitahu nabi Muhammad SAW bahwa ia terpilih untuk menerima wahyu dari Allah. Pada hari berikutnya, nabi Muhammad SAW membaca sebuah ayat yang kemudian akan dikumpulkan menjadi Al Qur’an. Hal inilah yang akan menjadi awal dari sejarah hari raya Idul Fitri.

Pelaksanaan Idul Fitri

Hari raya Idul Fitri selalu didahului dengan ibadah yang disebut dengan Shaum atau puasa yang berlangsung selama satu bulan penuh. Pada masa satu bulan tersebut,umat Muslim diwajibkan untuk menahan lapar, dahaga, serta hawa nafsu mereka mulai dari adzan Subuh hingga adzan Maghrib terdengar. Bulan dimana umat Muslim menjalankan Shaum disebut dengan bulan Ramadhan, dimana pada bulan ini dipercaya bahwa setan dibelenggu di Neraka. Bulan Ramadhan juga disimbolkan sebagai bulan pengorbanan dan penyucian diri. Selain itu, diharapkan pada bulan ini umat Muslim mampu merasakan beratnya hidup orang-orang yang kurang berkecukupan. Pada masa-masa akhir bulan Ramadhan, umat Muslim juga diwajibkan membayar zakat fitrah. Idul Fitri dimulai ketika pada akhir bulan Ramadhan, bulan mulai terlihat. Di saat itu juga biasanya umat Muslim mengirimkan pesan kepada sesama Muslim dengan kata-kata “Eid mubarak!”

Sebelum umat Muslim melaksanakan sholat Idul Fitri, dianjurkan untuk minum atau makan, karena pada hari itu umat Muslim dilarang untuk berpuasa. Mereka juga diwajibkan bangun lebih pagi untuk membersihkan tubuh mereka dan menggunakan pakaian terbaik sebelum pergi ke Masjid atau lapangan untuk sholat, karena ini merupakan sebuah festival yang harus dirayakan dengan segala sesuatu yang serba baik.

Sejarah hari raya Idul Fitri tidak lengkap tanpa makanan yang khusus dibuat untuk hari raya tersebut, mengingat Idul Fitri juga merupakan tanda dimana umat Muslim harus membatalkan puasa mereka. Bagi kita yang tinggal di Indonesia, makanan yang paling mencerminkan hari Idul Fitri adalah opor ayam dan ketupat. Selain makanan, anak-anak kecil juga biasanya mendapat hadiah-hadiah seperti salam tempel, baju baru, atau makanan dari orang-orang yang lebih tua.

Tradisi Idul Fitri di Seluruh Dunia

Di Indonesia sejarah hari raya Idul Fitri tidak lengkap tanpa tradisi mudik ataupun tradisi halal bihalal ke rumah tetangga sekitar. Indonesia juga menjadikan Idul Fitri sebagai hari libur nasional selama dua hari berturut-turut. Di Singapura, Brunei, dan Malaysia sendiri hari raya Idul Fitri dirayakan dengan meriah, sementara di Filipina karena Islam merupakan agama minoritas, mereka tidak bisa merayakannya dengan mewah. Meski begitu, pemerintah Filipina pada tahun 2002 telah menetapkan Idul Fitri sebagai libur nasional.

Berbeda dengan Asia Tenggara, masyarakat Asia Timur menyebut hari raya Idul Fitri dengan istilah Chand Raat yang bisa diartikan sebagai malam bulan. Pada hari ini, mereka mengunjungi mall dan bazar untuk sekedar berbelanja, menggunakan rantai warna-warni, dan menggunakan inai untuk mengecat tangan mereka. Anak-anak juga diberikan uang saku yang disebut Eidi setelah menyambut orang tua mereka, dan mereka juga diberikan pakaian baru sebagai ungkapan bahagia menyambut hari raya. Hal yang serupa dengan masyarakat Asia Tenggara adalah mereka akan berziarah ke makam leluhur, bertamasya ke tempat-tempat khusus, dan bersilaturahmi dengan sanak saudara. Sementara di Xinjiang, Tiongkok, hari raya ini dirayakan dengan para pria menggunakan kopiah putih dan jas khusus sementara bagi yang perempuan, menggunakan kerudung setengah tutup dan baju hangat.

Sejarah hari raya Idul Fitri bermula di Timur Tengah, jadi tentu saja mereka menghadapi hari raya dengan lebih bersemangat. Mereka akan mendekorasi rumah mereka sebelum hari raya tiba, dan melakukan parade, teater, ataupun pertunjukan musik untuk menyambutnya. Sementara di Iran yang mayoritasnya beraliran Syiah tidak ada perayaan meriah. Mereka hanya bersilaturahmi setelah shalat dan memberi makanan pada yang kurang mampu.

Sementara di belahan dunia yang lain seperti Eropa, Idul Fitri bukanlah hari libur nasional. Umat Muslim yang ada di sana juga biasanya hanya berkumpul setelah melakukan sholat Ied. Meski tidak menjadi libur nasional, sebuah tempat dipersiapkan bagi mereka yang Muslim. Di Amerika, perayaan Idul Fitri akan diumumkan melalui segala macam cara. Umat Muslim di sana juga akan menggunakan pakaian tradisional sebelum akhirnya berkumpul dengan umat Muslim lainnya.

Sejarah hari raya Idul Fitri diharapkan tetap diingat oleh setiap umat Muslim, meskipun cara setiap negara merayakannya berbeda. Hal ini dikarenakan hari Raya Idul Fitri sendiri adalah hadiah dari Allah SWT kepada umatnya yang telah berhasil menaklukkan hawa nafsunya selama satu bulan. (Bahan : Dari berbagai Sumber)

Penulis: 
Muhamad Ali
Sumber: 
Badan Penghubung Provinsi

Artikel

01/12/2018 | Badan Penghubung Provinsi
01/12/2018 | Badan Penghubung Provinsi
01/12/2018 | Badan Penghubung Provinsi
01/12/2018 | Badan Penghubung Provinsi
01/12/2018 | Badan Penghubung Provinsi